Sabtu, 04 Januari 2014

Terbaik

seseorang dengan damai duduk dibangku tepian danau itu
sambil memegang sebuah buku yang nyaris tak berbentuk
warnanya tak lagi putih bersih, warnanya termakan oleh masa...
danau yang tenang itu mampu menghadirkan gambaran dirinya sendiri
berkolaborasi dengan bayangan-bayangan maya yang menghadirkan nyata alami 
yang mampu membuatnya berdiri tegak dan merasa mampu
sesekali wajahnya ditanamkan
dan sesekali terlihat mengangkat wajahnya menjangkau luasnya pandangan langit
seolah sedang menunggu sesuatu yang pasti.
yang pasti akan datang membimbingnya dalam melewati jalan itu
persimpangan jalan yang terjal dan berkerikil...
Gelapnya malam sudah menggambil keseluruhan senja
yang tersisa hanyalah garisan orange yang tak beraturan
namun tetap manis untuk dilihat
mengundang dia beranjak dari tempat itu dan melangkahkan kakinya...
sehelai kertas terbawa angin menapaki permukaan air yang tenang
membekaskan garisan makna yang ditulisnya 
"aku belum bisa menjadi yang terbaik, aku bodoh" 
keesokan harinya, seseorang itu kembali lagi ketempat itu
duduk dengan raga yang semakin gagah dan anggun...
tatapan bola matanya seolah menangkap hal yang baik
lengkungan garis diwajahnya tampak menarik
hari ini ia terlihat cantik
apakah dia menemukan hal yang cantik untuk hidupnya?
ia memainkan penanya dengan lihai
menari-nari diatas secarik kertas yang hari ini terlihat bersih putih..
senja kembali tenggelam dan secarik kertas lagi lagi terbawa angin 
menyentuh tepian danau yang hijau
dalam secarik kertas itu tertulis
"aku tahu, menjadi yang terbaik bukanlah hanya dalam penghargaan dan pengakuan, tetapi menjadi yang terbaik adalah melakukan sesuatu dengan semaksimal mungkin"

1 komentar: