Minggu, 15 Desember 2013

gerimis yang manis

"berhentilah, tidak selamanya hujan menjadi kawan baikmu, ini hobi yang konyol". suara seseorang yang aku kenal tiba-tiba terdengar cukup keras seiring langkahku yang tak bisa ku hentikan dan aku tetap berjalan. aku mencoba tidak mendengarnya tetapi dia tetap mengejarku.
"I say stop, you didn't hear? you get sick". suaranya semakin mengeras, sepertinya ia semakin marah. ia berusaha memayungkan jaketnya untukku. gerimis ini cukup lama membuatku basah, tidakkah ia melihatnya? begitu besarkah ke khawatirannya untukku? aku hentikan langkahku, ia pun hentikan langkahnya dengan tetap memegang jaketnya untuk meneduhkanku dari hujan, sayang ini bukan hujan, hanya rintikannya saja, tak pahamkah ia? aku begitu menyukai hal ini? tidakah ia merasakannya? aku mencoba melihat keadaannya sejenak. wajahnya seolah bertanya sedang apa yang aku lakukan dengan kedua bola mataku.
"pakailah jaketmu, apa yang kau lakukan saat ini hanya akan membuatmu sakit, kau berusaha melindungiku tapi kamu membiarkan dirimu sakit? kau begitu menghawatirkanku? plis, pakailah jaketmu kembali, itu membuatku merasa baik-baik saja. berjalanlah disampingku dibawah gerimis yang manis, karena kau ". melihat dari raut wajahnya, sepertinya ia sedikit mengerti, ia kembali memakai jaketnya.
"kau tidak selalu harus berjalan dibawah hujan untuk merasakan kedatangannya, dengan cara menutup mata dan dengarkan rintikannya, itupun sudah cukupkan? tak perlu kau mengadahkan wajahmu untuk dihujani air dari langit itu". kata-katanya membuatku terdiam, sejenak. kata yang sederhana. aku kembangkan lengkungan bibir ini untuknya. dia menyambutnya dengan hal yang sama.
"bagaimana? masih inginkah kau berjalan dibawahnya?
"jika kau tidak suka hal ini, kau bisa berjalan lebih cepat dariku. silahkan!".
"selangkah lebih cepat darimupun aku tak mampu, biarkan aku berjalan disampingmu? bersama hobi konyolmu ini, dan aku pastikan kau akan baik-baik saja".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar